Wednesday, January 13, 2016

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI



Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh-kembang.
Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung), atau parenteral.

PEMBERIAN NUTRISI MELALUI ORAL
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.

Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Alat dan bahan
1.        Piring
2.        Sendok
3.        Garpu
4.        Gelas
5.        Serbet
6.        Mangkok cuci tangan
7.        Pengalas
8.        Makanan dengan porsi dan menu sesuai program

Prosedur kerja
1.        Beri penjelasan.
2.        Cuci tangan.
3.        Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi pasien.
4.        Pasang pengalas.
5.        Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya, berdoa sebelum makan).
6.        Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7.        Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
8.        Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan.
9.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
  
Tugas
1.        Lakukan cara pemberian nutrisi melalui oral.
2.        Hitung berat badan ideal pada pasien yang dilakukan tindakan.
3.        Bagaimana cara menentukan jumlah kebutuhan zat makan.

PEMBERIAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG
Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung lebih dahulu kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi.

Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Pemasangan pipa lambung
Alat dan bahan
1.      Pipa penduga dalam tempatnya corong
2.      Spuit 20 cc
3.      Pengalas
4.      Bengkok
5.      Plester dan gunting
6.      Makanan dalam bentuk cair
7.      Air matang
8.      Obat-obatan
9.      Stetoskop
10.  Klem
11.  Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
12.  Vaselin

Prosedur kerja
1.        Cuci tangan.
2.        Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3.        Atur posisi pasien dengan posisi semi­-Fowler.
4.        Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5.        Letakkan bengkok di dekat pasien.
6.        Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya (Gambar 4.1).
7.        Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan  untuk menelannya.
8.        Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk kelambung, dengan cara :
§  Masukkan ujung selang yang diklem kedalam baskom yang berisi air (klem dibuka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke lambung setelah itu diklem atau dilipat kembali.
§  Masukkan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemberian nutrisi
Alat dan bahan
1.        Corong
2.        Spuit 20 cc
3.        Pengalas
4.        Bengkok
5.        Makanan dalam bentuk cair
6.        Air matang
7.        Obat-obatan (bila ada)
8.        Klem
9.        Stetoskop

Prosedur kerja
1.        Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2.        Cuci tangan.
3.        Atur posisi semi-Fowler.
4.        Pasang pengalas.
5.        Letakkan bengkok.
6.        Periksa dahulu makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan  ke pipa lambung.
7.        Buka klem/penutup.
8.        Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa.
9.        Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara di tuangkan lewat pinggirnya.
10.    Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obat-obatan masukan dan beri minum lalu diklem pipa penduga.
11.    Catat hasilnya atau respons pasien selama pemberian makanan.
12.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Gambar 4.1 Cara pengukuran pipa lambung (Sumber : Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann Wells, 1986).

Gambar 4.2 Cara fiksasi pipa lambung (Sumber : Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann Wells, 1986).

Tugas
1.        Lakukan tindakan pemasangan pipa lambung dan pemberian makanan melalui pipa penduga.
2.        Masalah apa yang terjadi pada pemasangan pipa lambung dan bagaimana cara mengatasinya.
3.        Sebutkan indikasi pemasangan pipa lambung.

PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL
          Pemberian nutrisi parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral.

Tujuan
Mempertahankan kebutuhan nutrisi.

Metode pemberian
1.        Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2.        Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung carbohidrat, seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino, seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak, seperti intralipid.
3.        Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melaui vena sentral dapat melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki.


Prosedur perawatan kateter pemberian nutrisi parenteral
1.        Jelaskan prosedur pada pasien.
2.        Cuci tangan.
3.        Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter.
4.        Ganti balutan tiap 24-28 jam.
5.        Ganti set infus maksimal 2x24 jam.
6.        Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3x24 jam (perifer).
7.        Perhatikan tanda flebitis, inflamasi, dan trombosis.
8.        Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat.
9.        Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain :
§  Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit, dan faal hepar.
§  Timbang berat badan pasien.
§  Periksa reduksi urine.
§  Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar.
§  Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam.
§  Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi karbohidrat.
10.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Tugas
1.        Jelaskan perbedaan nutrisi parenteral parsial dengan nutrisi parenteral total.
2.        Mengapa dilakukan nutrisi parenteral parsial atau nutrisi parenteral total.


Download File ------> Klik Disini

No comments:

Post a Comment